Thursday, March 22, 2018

On The Train (Trip to Dino Park Part 2)



Setelah berkutat dengan budgeting (baca di post ini), akhirnya hari yang dinantikan pun tiba. Traveling pertama kami sejak beranak dua! Hahah.. Itu sebuah pencapaian ya, baik secara finansial, fisik, maupun mental. Jadi, we’re soooo excited to start this journey!

Setelah memastikan tidak ada yang tertinggal (terutama tiket), kami pun menuju Stasiun Tugu. Rencana untuk memakai jasa porter urung kami lakukan karena saya masih bisa menggendong Argi (10 mo) dan membawa tas bayi. Sementara itu, suami membawa koper dan ransel sambil menggandeng Aksa (4,5 yo). Kemudian, suami menuju meja check in untuk mencetak boarding pass.


Sekarang jamannya apa-apa sendiri, cetak tiket pun sendiri. Praktis!
Kereta Malioboro Ekspress yang kami tumpangi ternyata sudah datang meskipun waktu keberangkatan masih sekitar 20 menit. Suami pun menyempatkan diri membeli bekal makan siang di stasiun (yang akhirnya dimakan juga sebelum jam makan siang). Keretanya cukup tua tapi worth it lah dengan harga Rp 250.000. ACnya pun cukup dingin sampai-sampai hoodie anak-anak selalu saya pasang. Saya tidak membayangkan jika tripnya malam hari, pasti Argi kedinginan.

Delapan jam, anak-anak bosen gak ya?
Saya sudah antisipasi munculnya rasa bosan, khususnya Argi. Saya memang tidak membawa banyak mainan, cukup tiga jenis untuk Argi plus Aksa, yaitu satu mobil-mobilan dan dua dinosaurus kecil. Selain itu, camilan dan air putih. Argi memang tipe bayi yang aktif, jadi mainan hanya membuatnya senang sesaat. Ketika mulai lelah duduk, he’s craving for crawling. Iya, saya tahu lantai kereta api memang kotor. Tapi, anak bungsu saya ini membuat saya harus mengalah dengan membiarkannya merangkak demi meredakan rewelnya. Karena dia masih suka memasukkan benda asing ke mulut, saya harus melakukan pengawasan melekat, jika tidak ingin tangan kotornya masuk mulut. Tisu basah pun sudah ready di tangan, siap meluncur ke tangan kecilnya begitu ia ingin menyentuh mulut atau wajahnya.

Kalau Aksa sih alhamdulillah aman terkendali. Saya bawakan buku ensiklopedi dinosaurus yang cukup ringan, but he’s not in the mood to read. Instead, dia memainkan dua dino yang saya bawa dan menciptakan skenarionya sendiri. Selain itu, saya juga menjelaskan tentang sawah, kabel listrik, terowongan, jembatan, sungai, apapun yang kami lewati dan kira-kira menarik baginya. Berdiri di pintu dekat sambungan kereta juga menyenangkan, cuz we had different view. Sayang, kami diusir petugas karena ternyata it is prohibited to do so.

Sampai di Malang!
Setelah sempat hampir turun di stasiun yang salah, akhirnya kami menginjakkan kaki di Stasiun Malang. Kesan pertama, kok kumuh-gelap-bau ya? Dengan objek wisata sekelas Batu Secret Zoo, I imagined something more than this. Tapi sudahlah, saya yakin kotanya bersih. Saat keluar, ternyata tidak ada lahan parkir sehingga mobil angkutan berjubel, seberjubel sopir taksi yang berusaha mencari penumpang. Dalam hujan ringan, kami pun menyeberang ke deretan warung makan dengan tujuan memesan Go Car. Ternyata, Go Car dilarang menaikkan penumpang di stasiun. Sempat ada yang ambil order kami, tapi mendadak dicancel .

Sambil menunggu, kami pun memesan rawon, pecel, dan ayam goreng di warung makan yang berjajar di seberang stasiun. Harganya sih cukup terjangkau dan tempatnya cukup bersih. Sayang, saat itu hujan. Kalau tidak, saya dan anak-anak pasti sudah main di Taman Trunojoyo, yang tepat berada satu area dengan warung-warung makan tadi.


Taman Trunojoyo

Deretan warung makan di tepi taman seberang stasiun Malang

Daftar menu, biar ada bayangan harga makanan di sana
Akhirnya, kami berhasil naik Go Car walau harganya dua kali lipat. Saya lupa, antara Rp 16.000 - Rp 22.000 kalau tidak salah. Itupun berhentinya di agak jauh supaya tidak ketahuan, hahah… Serius, kalau ketahuan bisa didenda 200 ribuan drivernya. Serem juga ya.

Alhamdulillah, perjalanan menuju hotel hanya ditempuh sekitar 15 menit. Berbeda dengan stasiun tadi, Malang ternyata bersih. Lalu lintas di jalan yang kami lewati sepintas mengingatkan saya akan Solo. Tak sabar rasanya untuk sampai di hotel dan mandi.

Next post: Savana Hotel Malang

0 komentar:

Post a Comment